Palopo – Siswa SMP Palopo dikeroyok lima teman sekolah di SMPN 13 Kambo, Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Polisi langsung menangani kasus tersebut dan memediasi korban bersama para pelaku. Namun, proses mediasi belum menghasilkan kesepakatan damai.
Bhabinkamtibmas Kelurahan Kambo, Aipda Suhardi Wahid, memimpin mediasi di ruang guru SMPN 13 pada Rabu (8/10) pukul 12.20 Wita. Ia mempertemukan pihak korban, para pelaku, dan guru sekolah untuk mencari jalan keluar terbaik. Meski begitu, keluarga korban tetap menolak berdamai karena korban masih merasakan sakit.
Aipda Suhardi menjelaskan kronologi kejadian dengan rinci. Saat hendak pulang sekolah, korban melintas di depan ruang laboratorium. Lima pelaku memanggil korban dan menyerangnya dengan pukulan ke wajah serta dada.
Korban tersungkur dan menangis kesakitan. Keluarga korban kemudian membawa anaknya ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan medis. Mereka juga meminta polisi menindaklanjuti kasus agar pelaku tidak mengulangi perbuatannya.
Lima pelaku berinisial MA, MT, AR, A, dan R, yang masing-masing berusia 13 tahun, mengakui tindakan mereka di hadapan guru dan polisi. Mereka menyatakan penyesalan dan berjanji memperbaiki sikap. Meski demikian, polisi tetap melanjutkan penyelidikan untuk memastikan penyebab utama kekerasan tersebut.
Sebelumnya, masyarakat geger setelah video pengeroyokan beredar di media sosial. Dalam rekaman, seorang pelaku memukul korban hingga jatuh, sementara pelaku lain menendang dan mengejeknya di depan teman-teman sekolah. Aksi brutal itu membuat warga Palopo marah dan meminta sekolah meningkatkan pengawasan.
Polisi kini terus memantau perkembangan kasus tersebut dan berupaya menegakkan keadilan bagi korban. Kasus siswa SMP Palopo dikeroyok ini mengingatkan semua pihak agar lebih tegas mencegah kekerasan di lingkungan pelajar.
Komentar