Makassar – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar aksi demonstrasi menuntut Senat Universitas untuk segera bersikap tegas terkait dugaan kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang menyeret nama Rektor UNM. Aksi ini berlangsung di depan Menara Pinisi, Jumat (10/10/2025), dan menarik perhatian banyak pihak di lingkungan kampus.
Presiden BEM UNM, Syamry, menilai bahwa kasus tersebut telah mencoreng marwah dunia pendidikan Indonesia. Ia menegaskan bahwa kampus seharusnya menjadi ruang yang aman bagi seluruh sivitas akademika tanpa terkecuali. “Kasus ini mencederai marwah pendidikan Indonesia. Kampus seharusnya menjadi ruang aman bagi seluruh sivitas akademika,” ujarnya.
Menurut Syamry, laporan dugaan pelecehan seksual itu telah diserahkan ke Inspektorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Polda Sulawesi Selatan sejak Agustus lalu. Namun hingga kini, belum ada kejelasan mengenai hasil penyelidikan yang sampai kepada publik. Kondisi ini, kata dia, menunjukkan lemahnya transparansi dalam penanganan kasus yang menyangkut nama besar institusi pendidikan.
Transparansi Jadi Tuntutan Utama
Aksi BEM UNM sebagai bentuk tekanan moral agar pihak kampus menunjukkan komitmen terhadap keadilan dan perlindungan bagi korban. Syamry menjelaskan bahwa mahasiswa telah menempuh berbagai jalur hukum dan administratif, tetapi belum mendapatkan kejelasan. “Kami sudah menempuh jalur hukum dan administratif, tapi tak kunjung ada kejelasan. Maka hari ini kami turun untuk menuntut transparansi dan keadilan,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa gerakan ini bukan bentuk kepentingan politik, melainkan wujud keresahan bersama terhadap tercorengnya nama baik kampus. Menurutnya, mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga citra pendidikan yang bersih dan bermartabat. “Kami tidak ingin aksi ini dipolitisasi. Ini murni kepedulian terhadap wajah pendidikan yang sedang tercoreng oleh dugaan kasus pelecehan seksual,” ujarnya.
Syamry juga berharap Senat Universitas segera mengambil langkah cepat untuk menyatakan sikap resmi atas kasus tersebut. Ia menekankan pentingnya perlindungan bagi seluruh sivitas akademika, terutama korban, agar kampus kembali menjadi tempat yang aman dan berwibawa. “Harapannya, Senat segera menyatakan sikap resmi agar kampus kembali menjadi ruang aman dan berwibawa,” tutupnya.

Komentar