Jakarta — Pencabutan kartu pers istana terhadap seorang jurnalis CNN Indonesia memicu kritik luas karena publik menilai langkah itu mengancam kebebasan pers. Peristiwa ini bermula ketika wartawan CNN, Diana Valencia, melontarkan pertanyaan kritis kepada Presiden Prabowo Subianto terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) saat Presiden tiba di Bandara Halim Perdanakusuma usai menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di New York.
Pertanyaan mengenai perkembangan dan pertanggungjawaban program MBG tidak sesuai dengan konteks agenda liputan. Saat itu, Istana hanya mengagendakan pembahasan seputar kunjungan Presiden ke PBB. Biro Pers, Media, dan Informasi Istana menilai pertanyaan tersebut melanggar prosedur, lalu mencabut kartu pers wartawan itu.
Istana menjelaskan bahwa mereka mencabut kartu pers atas dasar penilaian administratif dan menolak anggapan adanya upaya membungkam media. Penjelasan ini justru memperluas kontroversi. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan LBH Pers mengecam langkah tersebut karena mereka menilai keputusan itu melemahkan kebebasan pers serta menimbulkan efek intimidasi bagi wartawan lain.
Dewan Pers menegaskan bahwa wartawan berhak bertanya kritis kepada pejabat negara, sebab konstitusi menjamin kebebasan pers. Publik memandang pencabutan kartu pers istana akibat pertanyaan tentang MBG menciptakan efek jera bagi jurnalis.
Jika wartawan merasa khawatir kehilangan akses liputan hanya karena menyinggung isu sensitif, maka independensi pers akan terganggu. Kasus ini juga mengingatkan pemerintah tentang pentingnya transparansi serta perlindungan kebebasan pers dalam kehidupan demokrasi Indonesia.

Komentar